Berita

Gencar Tolak Harga BBM, Politik PKS Dinilai Tak Lurus

Juni, 03 2013

Ketua Umum Pimpinan Pusat Pemuda Muhammadiyah, Saleh Partaonan Daulay mengatakan, penolakan kenaikan harga BBM dinilai tidak akan menguntungkan partai-partai oposisi. Pasalnya, klaim penolakan kenaikan BBM itu telah diambil secara terbuka dan besar-besaran oleh PKS. Kalau targetnya adalah untuk mencari simpati rakyat, partai oposisi sudah didahului oleh PKS.

"Saya baru pulang dari daerah. Kebetulan saya melewati perjalanan darat yang cukup jauh. Sepanjang jalan yang saya lalui, banyak sekali spanduk penolakan kenaikan BBM oleh PKS. Hampir semua caleg mereka, membuat spanduk berisi penolakan,” kata Saleh dalam siaran persnya di Jakarta, Senin (3/5).

Menurut dia, ada dua hal yang tidak konsisten dilakukan PKS. Pertama, PKS melakukan pencitraan dengan cara-cara yang semestinya dilakukan partai-partai oposisi. Kedua, PKS menolak kebijakan setgab koalisi, sementara PKS sendiri hingga hari ini masih merupakan bagian dari partai koalisi.

Dualisme politik ini, kata Saleh, menunjukkan cara berpolitik PKS tidak lurus. PKS hanya mau mengambil keuntungan dari koalisi, tetapi tidak mau mengambil risiko dari suatu kebijakan yang ditetapkan setgab koalisi.

"Menurut saya, PKS sangat pandai menerapkan pepatah Minang yang berbunyi, ‘talunjuk luruih, kalingkiang bakait’. Telunjuk mereka menolak BBM, tapi jari kelingkingnya tetap mengambil sesuatu dari koalisi."

Manuver politik seperti ini dinilai dilakukan dengan tujuan mengalihkan isu-isu negatif dan kontraproduktif terhadap PKS. Harapannya, PKS tetap mendapat simpati dari masyarakat.

“Semestinya kalau betul mau berseberangan dengan partai-partai koalisi, PKS harus terlebih dahulu keluar. Setelah resmi menjadi oposisi, barulah kritik, evaluasi, dan penolakan disampaikan. Dengan begitu, alur pikir dan jalan ceritanya nyata dan terang benderang,” ujarnya.

sumber : jurnas.com

Related Posts