Berita

Golput Bisa Melonjak tanpa Capres Alternatif

JAKARTA – Angka golongan putih (golput) atau pemilih yang sengaja tidak memberikan hak pilihnya pada Pemilihan Presiden (Pilpres) 2014 diprediksi melonjak apabila tidak ada parpol yang mengusung calon presiden (capres) alternatif.

Pengamat politik dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Siti Zuhro mengatakan, sebenarnya banyak figur dari kategori pilihan publik yang memenuhi syarat untuk jadi figur alternatif.Mereka bisa datang dari kalangan politisi muda,non parpol,atau pimpinan lembaga negara. Dia mencontohkan beberapa figur yang mendapatkan penilaian bagus dalam survei opinion leader seperti Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) Mahfud MD dan Ketua Umum Palang Merah Indonesia (PMI) yang juga mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla.

Bahkan,jika parpol bersedia menggelar mekanisme internal secara terbuka dan membuka diri terhadap figur- figur potensial, maka akan ditemukan banyak bakal capres yang bisa diterima publik. “Sekarang kan calon-calon alternatif mulai mengecurut. Parpol idealnya memiliki empati untuk mengambil calon alternatif yang diinginkan rakyat. Kalau tidak, angka golput akan membesar. Dan ini akan mengancam demokrasi karena bagaimana pun parpol itu pilar utama demokrasi,” ujar Siti di Jakarta,kemarin.

Dia kemudian mencontohkan adanya praktik pengabaian penerimaan publik dalam mekanisme penetapan capres. Misalnya, penetapan Ketua Umum DPP Partai Golkar Aburizal Bakrie (Ical) sebagai capres. Menurut Siti, boleh jadi Golkar memang hanya melakukan testing the water. “Tapi kan ternyata water nya keruh, jadi kurang diterima masyarakat, ”jelasnya.

Sementara itu, Ketua Umum DPP Partai Demokrat Anas Urbaningrum mengaku partainya tidak mau terbawa ataupun terpancing membahas pencapresan. Dia juga tak mau mencampuri internal partai lain yang mungkin sudah berpikir jauh tentang capres. Menurut Anas, pencapresan adalah bagian dari strategi setiap partai dan semua tentu harus saling menghormati.

“Kami menghormati kalau ada partai sudah punya capres. Namun,Partai Demokrat sekarang konsentrasi mendukung Presiden SBY (Susilo Bambang Yudhoyono).Partai Demokrat ingin kinerja Pak SBY semakin bagus, selesai dengan baik, khusnul khotimah,”elaknya. Anas menyatakan, Partai Demokrat akan berkonsentrasi membahas capres setelah pemilu legislatif.

Di tempat terpisah, Ketua DPP Partai Golkar Priyo Budi Santoso mengaku tidak terpancing dengan beberapa hasil survei yang menunjukkan bahwa dirinya adalah salah satu figur potensial sebagai capres alternatif. Akseptabilitas dan popularitasnya dinilai mumpuni untuk diajukan sebagai kandidat. Dia menekankan,keputusan Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas) Partai Golkar di Bogor beberapa bulan lalu sudah final bahwa capres tunggal dari Golkar adalah Ical.

Priyo dikenal sebagai politisi yang hampir tidak pernah menghindari wartawan ditanyai isu apa pun.Namun,ketika sudah menyangkut soal namanya yang dikaitkan dengan isu pencapresan, dia cenderung diam dan mahal berkomentar. Setiap kali ditanya soal , salah satu wakil ketua DPR ini selalu menjawab bahwa dirinya mendukung Ical tanpa argumentasi panjang lebar. “Saya kaget, tapi yang jelas di Golkar, saya mendukung Aburizal Bakire jadi capres, dan saya menghormati itu,” ungkap Priyo.

Sementara itu, Ketua Umum Pimpinan Pusat Pemuda Muhammadiyah Saleh Partaonan Daulay mengatakan, sejauh ini peluang partai-partai dalam Pemilu 2014 masih sulit diprediksi.Demikian juga dengan sosok capres-cawapres yang berpeluang maju apalagi menang dalam pilpres. Saleh menegaskan bahwa pembicaraan tentang capres juga masih sebatas pemunculan nama-nama karena belum banyak parpol yang menegaskan capres yang akan diusung.

Ditanya tentang pemimpin muda parpol, dosen UIN Syarief Hidayatullah Jakarta ini menggarisbawahi bahwa calon pemimpin alternatif bangsa perlu terus diuji. “Kalau bicara pemimpin muda, harus diingat bahwa permasalahan yang dihadapi bangsa Indonesia saat ini sangat kompleks. Mulai dari konflik, persoalan ekonomi, pendidikan, hingga pembangunan yang belum berjalan terpadu dan menyeluruh,” ingatnya.

Karena itu, lanjut dia, dalam membicarakan capres 2014, pertimbangannya bukan hanya dukungan partai politik, tapi juga perlu memperhatikan kapasitas dan integritas si figur. Mohammad sahlan/ rahmat sahid.

Sumber: http://www.seputar-indonesia.com/news/golput-bisa-melonjak-tanpa-capres-alternatif

Related Posts