Raja Ampat, Papua Barat Daya, dikenal sebagai salah satu surga kecil di bumi dengan kekayaan alam bawah laut yang luar biasa. Namun, keindahan dan keanekaragaman hayati ini kini menghadapi ancaman serius dari aktivitas pertambangan nikel yang berpotensi merusak lingkungan dan mengganggu kehidupan masyarakat lokal.
Ketua Komisi VII DPR RI, Dr. H. Saleh Partaonan Daulay, M.A., M.Hum., M.Si., telah menunjukkan kepedulian yang mendalam dan konsisten terhadap isu ini. Sejak awal menjabat, ia rutin turun ke lapangan dan berdialog langsung dengan warga, pemerintah daerah, serta pelaku usaha di Papua Barat, memastikan bahwa setiap investasi tambang berjalan dengan prinsip keberlanjutan dan menghormati hak masyarakat adat.
“Raja Ampat bukan hanya soal keindahan untuk wisata, tapi juga rumah bagi masyarakat adat yang harus kita lindungi,” tegas Dr. Saleh.
Laporan dari organisasi lingkungan seperti Greenpeace baru-baru ini mengungkapkan kerusakan yang signifikan di kawasan ini. Sekitar 500 hektare hutan dan pesisir Raja Ampat terdampak aktivitas tambang, yang mengancam kelestarian terumbu karang — habitat bagi ribuan spesies laut.
Menanggapi temuan tersebut, pemerintah mencabut izin empat perusahaan tambang yang terbukti merusak lingkungan. Hanya PT Gag Nikel yang masih diperbolehkan beroperasi dengan kewajiban menjalankan program konservasi dan reklamasi yang ketat.
Dr. Saleh menyambut baik langkah tersebut, namun mengingatkan bahwa pengawasan harus terus diperketat.
“Ini baru permulaan. Perusahaan tambang harus benar-benar bertanggung jawab, tidak hanya mengejar keuntungan,” ujar beliau.
Selain itu, Dr. Saleh juga mengangkat suara masyarakat adat, seperti Suku Kawei di Pulau Batan Pelei, yang secara tegas menolak kehadiran tambang di wilayah mereka karena kekhawatiran terhadap dampak ekologis dan sosial.
Bagi Dr. Saleh, menjaga Raja Ampat adalah tanggung jawab bersama yang tidak bisa ditawar. Tidak hanya pemerintah dan perusahaan, tapi juga masyarakat luas harus bersinergi.
“Raja Ampat adalah warisan anak cucu kita. Kita harus jaga bersama agar keindahan dan keberagamannya tetap lestari,” tambahnya.
Ia mengajak seluruh elemen bangsa untuk bekerja sama agar pembangunan di Raja Ampat berjalan secara adil dan berkelanjutan.
“Masyarakat Papua harus menjadi subjek pembangunan, bukan hanya objek yang terdampak. Kita semua punya tanggung jawab menjaga surga ini,” pungkas Dr. Saleh.