Berita

Polisi Jangan Tanamkan Rasa Balas Dendam

Sabtu, 8 September 2012 | 12:05 WIB

INILAH.COM, Jakarta – Program reedukasi mengenai deradikalisasi Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) dinilai belum maksimal. Banyaknya masyarakat yang belum tahu mengenai masalah terorisme dan aksi kekerasan menjadi salah satu indikator dari permasalahan tersebut.

"Program reedukasi BNPT belum maksimal. Masih banyak masyarakat belum tahu kalau ada program pemerintah dalam menanggulangi itu," ujar Ketua Umum Pimpinan Pusat Pemuda Muhammadiyah, Saleh Daulay, dalam diskusi 'Teror Tidak Kunjung Usai' di Cikini, Jakarta Pusat, Sabtu (8/9/2012).

Selain belum maksimalnya program reedukasi, ia mengkhawatirkan aksi kekerasan dan teror ini akan terus beranjut karena pelaku beranggapan pemerintah telah berlaku tidak adil dan bermaksud balas dendam. Balas dendam karena mereka beranggapan aparat kepolisian dinilainya telah bertindak sewenang-wenang terhadap rekan-rekannya. "Mungkin saja itu karena perbuatan polisi tersebut kurang menyenangkan, asal tembak. Ini perlu dicermati adanya balas dendam," katanya.

Adapun unsur ketidakadilan karena pelaku berada dibawah garis kemiskinan dan melihat adanya kesenjangan sosial yang telalu lebar di masyarakat. Saleh menyinggung bagaimana dalam suatu kesempatan dirinya bertemu dengan Ustadz Abu Bakar Baasyir dan meminta pihak kepolisian untuk memberikan obat kepada Ustadz Abu. Namun tidak dikasih oleh polisi, padahal koruptor yang nyata-nyata telah merugikan negara dengan mudah mendapatkan obat bila sakit. Bahkan, pengobatan ke rumah sakit pun diberikan kemudahan.

"Kalau seperti itu polanya nanti banyak yang jadi teroris. Ini orang-orang yang diduga teroris ini kan tidak punya anggaran. Pemerintah sudah diberikan anggaran sangat besar. Berapa uang yang dihabiskan oleh intel kita, tapi ujung-ujungnya ada lagi teror," tandasnya.[bay]

Sumber: http://nasional.inilah.com/read/detail/1902597/polisi-jangan-tanamkan-rasa-balas-dendam

Related Posts