Berita

Aksi Teror Kembali Terjadi, Djoko Suyanto Orang yang Paling Bertanggung Jawab

Senin, 10 September 2012 , 10:23:00 WIB

RMOL. Maraknya kasus-kasus terorisme ini gambaran konkret aparat intelijen Indonesia belum maksimal memerankan fungsinya.

Padahal, di hampir semua negara, tugas intelijen adalah mengantisipasi segala kemungkinan yang dapat merugikan stabilitas keamanan negara. Sementara adalah fakta bahwa di Indonesia stabilitas keamanan masih terancam dengan maraknya aksi kekerasan dan terorisme.

Demikian disampaikan Ketua Umum PP Pemuda Muhammadiyah Saleh P. Daulay kepada Rakyat Merdeka Online pagi ini (Senin, 10/9).

"Menurut saya, orang yang paling bertanggung jawab dalam hal ini adalah Menko Polhukham (Djoko Suyanto). Kelihatannya, kordinasi aparat intelijen tidak berjalan dengan baik. Akibatnya, tidak ada tindakan antisipatif yang bisa mencegah munculnya aksi kekerasan dan teror di tengah-tengah masyarakat," ungkap Saleh.

Apalagi, masing-masing institusi aparat penegak hukum memiliki intelijen sendiri-sendiri. Selain Badan Intelejen Negara (BIN), kepolisian dan TNI juga memiliki intelijen. Tapi sayangnya, semua aparat intelijen itu tidak berfungsi secara maksimal dalam melindungi warga negara.

"Masing-masing institusi tersebut kan berkordinasi dengan Menko Polhukham. Jadi, jika masih ada kekerasan dan teror, berarti kordinasi tidak jalan. Kalau tidak jalan, berarti yang tanggung jawab ya Menko-nya," tekan Saleh Daulay.

Masyarakat tentu tidak butuh pernyataan prihatin, mengecam, dan mengutuk. Yang dibutuhkan adalah tindakan konkret. Menurut Saleh, sudah saatnya wacana dibumikan dalam bentuk aksi.

Biasanya, sambung Saleh, kalau sudah ada kejadian aksi teror, baru muncul pernyataan dari aparat keamanan. Anehnya, pernyataan itu seakan-akan menegaskan kalau aparat keamanan tahu betul tentang jaringan dan para pelaku.

"Buktinya, ada penyebutan nama dan sedikit deskripsi para pelaku. Pertanyaan yang menggelitik adalah 'kalau memang sudah tahu tentang jaringan dan oknum-oknum yang potensial melakukan tindak kekerasan, mengapa tidak diantisipasi sejak dini?' Kalau sudah kejadian baru dianalisis, berarti fungsi aparat keamanan kita beralih menjadi analis atau pengamat," demikian Saleh.[zul]

Sumber: http://www.rakyatmerdekaonline.com/news.php?id=77484

Related Posts