BeritaHot Issue

Berdebat dengan Saleh Daulay Soal Lockdown, Ngabalin : Kebijakan Ada di Pemerintah Pusat!

Anggota Komisi IX DPR Saleh Partaonan Daulay mempertanyakan soal penanganan penyebaran virus corona yang dilakukan Pemerintah Indonesia.

Di mana dirinya menyoroti Pemerintah Indonesia yang belum lakukan kebijakan lockdown, di tengah masifnya virus corona.

“Ya silahkan saja Pemerintah memilih belum lockdown Indonesia, katanya kita sekarang memilih social distancing, nah jelaskan pada kita itu apa,” katanya dilansir dari tayangan YouTube Layar Demokrasi CNN Indonesia, Selasa (17/3/2020).

Pihaknya juga meminta kejelasan soal apa manfaat juga keuntungan melakukan social distancing untuk redam penyebaran virus corona.

Hal tersebut juga ditekankan Saleh agar masyarakat mengerti dan memahami.

Saleh mengatakan soal efektifitas pemeriksaan kesehatan dari 130 lebih pintu masuk ke Indonesia melalui bandara.

“Pertanyaan saya apakah kita sudah punya orang yang bisa mendeteksi di pintu – pintu tersebut?” tuturnya, Selasa.

Menanggapi hal tersebut Tenaga Ahli Utama KSP Ali Ngabalin mengungkapkan Pemerintah Indonesia tak mungkin merugikan bangsa Indonesia.

Termasuk menyoal pertanyaan Saleh Daulay soal fasilitas pemeriksaan
kesehatan di tiap-tiap pintu bandara.

“Di setiap pintu – pintu ini (pintu bandara), mana yang masuk dan keluar, negara telah melakukan kapasitas tersebut untuk mendeteksinya,” ujarnya.

Ngabalin mengaku Pemerintah Indonesia tidak mau ada warga yang menderita lantaran kelalaian.

Virus Corona

Ali Ngabalin Debat dengan Saleh Daulay Soal Lockdown : Kebijakan Ada di Pemerintah Pusat!

Ali Ngabalin Debat dengan Saleh Daulay Soal Lockdown : Kebijakan Ada di Pemerintah Pusat!

Tangkap layar YouTube CNN Indonesia
Ali Ngabalin dan Saleh Daulay. (Tangkap layar YouTube CNN Indonesia)

Kemudian terkait lockdown, ia pun mencontohkan Korea Selatan dalam menangani virus corona ini dengan tidak melakukan kebijakan tersebut.

“Korea Selatan itu 83,45 persen dan dia tidak melakukan lockdown. Artinya bahwa dia lebih memberikan jaminan atas warganya,” tutur Ali Ngabalin.

Ngabalin juga berujar tidak diberlakukannya lockdown di Indonesia juga atas pertimbangan kondisi geografis Indonesia yang merupakan negara kepulauan.

Pihaknya menekankan kondisi tiap daerah Indonesia berbeda-beda, bisa saja di daerah tertentu apabila dilakukan Lockdown malah akan rugi.

“Maka dari itu atas dasar tersebutlah seluruh kebijakan lockdown ada dalam kebijakan Pemerintah Pusat,” imbuhnya.

Saleh Daulay pun menanggapi di mana menurutnya lockdown bisa
bisa saja tidak satu negara, namun seperti yang dilakukan Filipina, di mana kota-kota tertentu melakukan lockdown.

“Pertanyaan saya di manakah saat ini daerah yang paling rawan (virus corona) apakah Pemerintah sudah punya datanya? Jangan-jangan belum punya,” tanyanya.

Lantas apabila tidak punya, lanjutnya bagaimana Pemerintah akan menetapkan lockdown ataupun tidak.

Tak sependapat, Ngabalin pun membantah pernyataan Saleh Daulay.

“Ini harus segera dibantah karena memasuki hari ke-19 hari ini bisa dilihat seberapa jauh langkah yang dilakukan Pemerintah terhadap wilayah-wilayah,” tegasnya.

Dirinya menyebut saat ini gugus tugas di masa darurat corona ini, sudah efektif dilakukan hingga ke daerah-daerah dalam penanganan corona.

Ngabalin mengatakan adanya juru bicara khusus corona juga dilakukan untuk memberikan update terus menerus agar diketahui masyarakat.

Hal tersebut bertujuan untuk meredam kepanikan masyarakat.

Ngabalin juga mengatakan Pemerintah membutuhkan dukungan seluruh komponen bangsa untuk memerangi virus corona.

Termasuk kerjasama antara Pemerintah dengan masyarakat sipil.

Namun lagi – lagi Saleh Daulay tak sependapat, menurutnya perlibatan masyarakat sipil belum maksimal.

“Memang benar kita serius melibatkan masyarakat sipil dalam memerangi virus corona? Menurut saya ini belum dilakukan,” pungkasnya.

Juru Bicara Pemerintah untuk penanganan wabah COVID-19, Achmad Yurianto mengatakan
Per Selasa (17/3/2020), telah ada 172 kasus positif corona.

Sebelumnya, per Senin (16/3/2020), jumlah kasus corona di Indonesia mencapai 146 kasus, seperti diberitakan Tribunnews.com sebelumnya.

Yuri mengatakan, jumlah kasus corona kembali setelah pihaknya melakukan pengumpulan data lagi.

“Ada 20 orang pemeriksaan spesimen dari Badan Litbang Kesehatan dan ditambah 6 orang yang diperiksa Universitas Airlangga,” ujar dia.

Sehingga kasus pasien virus corona di Indonesia menjadi 172 kasus.

Dari jumlah ini, sebanyak lima pasien meninggal dunia atau tetap dari data sebelumnya.

 

Sumber: https://www.tribunnews.com/corona/2020/03/17/berdebat-dengan-saleh-daulay-soal-lockdown-ngabalin-kebijakan-ada-di-pemerintah-pusat

Related Posts