Berita

Beri Akses kepada Kaum Muda untuk Tuntaskan Agenda Reformasi

Selasa, 14 Mei 2013 , 19:18:00 WIB

RMOL. Sampai hari ini agenda reformasi yang disuarakan oleh para pemuda dan mahasiswa tahun 1998 dinilai belum tuntas dijalankan. Malah terkesan, reformasi hanya menguntungkan kelompok-kelompok elit dan pemilik modal yang orientasinya bukan untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat. Kondisi ini semakin buruk akibat sistem politik liberal yang diterapkan di Indonesia.

Demikian disampaikan Ketua Umum PP Pemuda Muhammadiyah, Saleh P. Daulay, pada acara Milad Ke-81 Pemuda Muhammadiyah di Gedung Dakwah Muhammadiyah, Jalan Menteng Raya 62 Jakarta, Senin Malam (13/5). Milad kali ini ini mengangkap tema "Menakar Peluang Pemimpin Muda 2014".

"Fakta menunjukan bahwa masih ada kesenjangan sosial baik dari sisi pembangunan ekonomi maupun sosial politik. Pengelolaan pendidikan masih jauh dari harapan padahal konstitusi telah mengamanatkan 20% dari APBN untuk meningkatkan kualitas pendidikan. Begitu juga dengan pelayanan kesehatan yang tidak merata. Masih banyak warga negara yang belum bisa merasakan pelayanan kesehatan yang diberikan pemerintah," ungkap Saleh.

Salah satu solusi yang dinilai dapat menuntaskan agenda reformasi tersebut adalah melalui pemberian akses kepada kaum muda untuk ikut serta dalam proses regenerasi kepemimpinan 2014. Semua pihak diminta untuk membuka akses tersebut, dengan memberikan akses, terbuka harapan bagi kaum muda untuk terlibat aktif dalam penentuan kebijakan yang menentukan masa depan bangsa ini.

Memang, diakui Saleh, ada beberapa anak muda yang sudah memiliki kesempatan tetapi tidak bisa berbuat apa-apa dan bahkan ikut arus kelompok anti perubahan.

"Tapi tidak semua kaum muda dapat digenerelisasi seperti itu. Masih lebih banyak kaum muda yang dinilai memiliki integritas, kapasitas intelektual, dan kecintaan terhadap bangsa negera yang sangat tinggi. Masalahnya, mereka belum diberikan kesempatan saja," jelas Saleh meyakinkan.

Karena Pemilu 2014 sangat menentukan jalan bangsa ini setidaknya 10 tahun kedepan, kaum muda diminta untuk ikut aktif merebut beberapa posisi politik yang sentral dan strategis. Bila posisi-posisi itu masih diduduki oleh orang-orang yang itu-itu saja, dikhawatirkan perubahan yang diinginkan tidak akan terwujud.

Karena itu, sekecil apa pun kontribusi yang diberikan kaum muda untuk mengusung perubahan harus diaktualisasikan secara bersama-sama. Kepentingan sektoral dan parsial harus dieliminir demi kepentingan yang lebih besar yaitu kepentingan bangsa dan negara.

Selain Saleh Daulay, juga hadir tokoh-tokoh mudah lainnya dan menyampaikan orasi terbuka. Yaitu, Ketua Himpunan Penguasa Muda Indonesia (HIPMI), Erik Hidayat, Ketua Umum Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI)  Taufan EN Rotorasiko, dan Kepala BNP2TKI Jumhur Hidayat.

Saat menyampaikan orasi, masing-masing pembicara menyetujui akan pentingnya kebangkitan kaum muda di pentas politik nasional pasca Pemilu 2014. [zul]

Sumber: www.rmol.co

Related Posts