Berita

Jokowi dan PDIP Terlalu Percaya Diri

Selasa, 7 Mei 2013 | 08:30 WIB

INILAH.COM, Jakarta – Sikap PDI Perjuangan yang selalu menghadirkan Joko Widodo atau Jokowi dalam setiap kampanye pilgub, dinilai terlalu berlebihan. Padahal, tidak ada bukti kalau Jokowi bisa memenangkan calon dari PDIP.

"Kubu Jokowi masih diselimuti euforia kemenangan pada pilkada DKI lalu. Mereka menganggap bahwa kehadiran Jokowi dalam kampanye-kampanye di daerah akan berdampak bagi pemenangan tim yang didukung PDIP. Faktanya, kehadiran Jokowi tidak bisa membuahkan kemenangan bagi calon yang didukungnya," jelas pengamat politik UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Saleh Daulay, kepada INILAH.COM, Selasa (7/5/2013).

Dia menjelaskan seperti pilkada Jawa Barat dan Sumatera Utara beberapa waktu lalu. Kehadiran Jokowi tidak bisa memberi kemenangan dari pasangan yang diusung.

"Walau ikut aktif berkampanye, calon yang didukungnya tetap kalah," cetus Saleh.

Fakta-fakta itu, kata Saleh, sudah cukup untuk tidak lagi memanfaatkan Jokowi yang konon sangat populer ini. Apalagi, Jokowi harus membuktikan kinerjanya sebagai Gubernur DKI Jakarta.

"Berdasarkan fakta-fakta itu, sudah semestinya PDIP berhenti 'memperalat' Jokowi untuk mendongkrak popularitas calon-calon mereka yang ikut pilkada di tempat lain," kata Ketua Umum PP Pemuda Muhammadiyah ini.

Kekalahan walau dengan kehadiran Jokowi ini sebenarnya membuktikan hal lain. Ternyata, Jokowi tidak populer dan belum layak menjadi capres.

"Dengan kehadiran Jokowi yang tidak berdampak pada kemenangan calon yang didukungnya, itu menandakan Jokowi hanya populer di Jakarta. Karena itu, belum tentu cocok untuk dicalonkan menjadi presiden," katanya. [gus]

Sumber: inilah.com

Related Posts