Berita

Orang Pilih Figur, Bukan Partai

Jum'at, 19 Oktober 2012, 11:30 WIB

VIVAnews – Ketua Umum Pimpinan Pusat Pemuda Muhammadiyah, Saleh P. Daulay, berpendapat saat ini masyarakat lebih memilih sosok figur dalam suatu pemilihan umum maupun pemilihan kepala daerah dari pada memilih partai. Pasalnya, menurut Saleh, hampir separuh masyarakat sudah tak lagi percaya pada partai.

"Ada krisis kepercayaan di parpol yang ada baik lokal maupun pusat. Tidak memuaskan. Adanya korupsi juga yang dilakukan berjamaah, bukan partai tertentu saja, tapi lintas partai. Hampir separuh rakyat ini sudah ragu dengan parpol," kata Saleh dalam diskusi "Adu Figur atau Adu Partai" di Gedung DPD, Jumat 19 Oktober 2012.

Menurut Saleh, saat ini masyarakat lebih membutuhkan seorang figur daripada partai. Sementara, figur yang lebih banyak dipilih oleh rakyat justru figur yang tampak terzalimi. "Di Indonesia ini kan ada orang yang dizalimi justru itu yang terpopuler," kata Saleh.

Misalnya saja, pada pemilu 2004 sosok Susilo Bambang Yudhoyono yang saat itu menjadi Menteri Koordinator Politik, Hukum dan Keamanan muncul setelah terjadi konflik dengan Presiden Megawati Soekarnoputri. Seolah-olah saat itu SBY terzalimi. "Dia (SBY) keluar dan justru populer," kata dia.

Contoh lain misalnya, pada pilkada DKI beberapa waktu lalu, sosok Joko Widodo yang terzalimi saat kampanye dengan isu SARA justru mendapat dukungan dari masyarakat. "Indonesia membutuhkan figur yang diterima rakyat, dan membawa perubahan," kata dia.

Hal senada juga disampaikan oleh, Ketua Dewan Pelaksana Badan Penelitian dan Pengembangan DPP Partai Golkar, Indra J Piliang. Indra berpendapat saat ini masyarakat lebih memilih figur daripada partai.

"Saya melihat dalam kebutuhan figur, kebetulan Jokowi punya semua, ndeso dan pintar secara personal, keras, orangnya bisa ambil keputusan, tapi tidak serta merta," kata Indra.

Sumber: http://us.m.news.viva.co.id/news/read/360659–orang-pilih-figur–bukan-partai-

Related Posts