Berita

Pakar Pertanyakan `Kampanye` BBM yang Diusung PKS

Juni, 04 2013

Jakarta: Pakar politik UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Saleh Partaonan Daulay mengatakan kampanye berisi penolakan kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) yang dilakukan PKS belum tentu akan menarik simpati masyarakat.

"Masyarakat sudah cerdas dalam melihat setiap perilaku politisi dan partai politik. Karena itu, kampanye seperti itu belum tentu dapat menarik simpati rakyat," kata Saleh Partaonan Daulay di Jakarta, Selasa (4/6).

Apalagi, kata Saleh, pemberitaan mengenai kasus yang menimpa mantan orang nomor satu partai tersebut, Luthfi Hasan Ishaaq masih menghiasi media dalam beberapa hari ini.
 
"Jika tidak ada kasus impor daging sapi, bisa saja rakyat simpati. Namun, penolakan kenaikan harga BBM melalui spanduk saya rasa tidak akan mampu menghalau ingatan publik terhadap kasus yang melilit PKS," tuturnya.

Saleh menyarankan, apabila PKS ingin merebut simpati masyarakat sebaiknya mereka menyelesaikan kasus dugaan korupsi itu secara baik dan terhormat, bukan memunculkan kesan seolah mereka dizalimi dan menuduh KPK tidak adil.

"Menurut saya tidak ada salahnya PKS mengakui ada kadernya yang berbuat salah. Mereka bisa meminta maaf dan berjanji memperbaiki diri," ujarnya.

Menurut Saleh, kasus yang menimpa PKS bukanlah bentuk kezaliman. KPK telah bertindak proporsional. Hal itu terbukti kasus serupa juga menimpa partai lain, termasuk Partai Demokrat yang notabene partai penguasa.

Beberapa hari ini, PKS terlihat mulai terbuka dan terang-terangan melakukan kampanye penolakan kenaikan harga BBM bersubsidi. Penolakan itu ditampilkan dalam berbagai spanduk yang menampilkan pengurus dan bakal calon anggota legislatif dari partai tersebut.

Sebagian kalangan mempertanyakan sikap penolakan itu karena PKS merupakan bagian dari koalisi partai yang mendukung pemerintahan. Selah berpendapat, sikap PKS itu lebih layak ditampilkan partai oposisi.

sumber : metrotvnews.com

Related Posts