Berita

Pesantren Ngruki Bukan Pencetak Teroris

Sabtu, 08 September 2012 , 15:10:00

JAKARTA – Ketika aksi terorisme muncul di tengah kehidupan masyarakat sejumlah kalangan termasuk pemerintah selalu mengaitkan benih pembuat teror itu dengan Pondok Pesantren Al-Mukmin, Ngruki, Sukoharjo, Jawa Tengah.

Menanggapi itu, Ketua Umum Pemuda Muhammadiyah, Saleh Daulay mencoba meluruskan pandangan tersebut. Menurutnya, publik tak bisa terus-menerus menyalahkan Ngruki dan menggeneralisasi semua lulusan Ngruki sebagai jaringan teroris.

"Ngruki selalu dijadikan landasan ketika ada teror. Jika memang lembaga itu menghasilkan terorisme, kenapa tidak ditutup saja Ngruki, kenapa pemerintah mau terus memelihara, kalau memang dianggap berbahaya," ujar Saleh dalam diskusi "Teror Tak Kunjung Usai" di Warung Daun, Cikini, Jakarta Pusat, Sabtu (8/9).

Saleh mempertanyakan aparat, pemerintah maupun Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) yang mengaku telah memiliki data identitas orang yang diduga terkait teroris. Jika memang memiliki, kata dia, kenapa tidak ditangkap dan diamankan. Pemerintah dan aparat justru baru bertindak setelah ada aksi teror.

"Aparat dan sejumlah kalangan selalu mengkambinghitamkan Ngruki, ketika mereka tidak bisa menyelesaikan masalah terorisme. Banyak aliran radikal, tapi kenapa Ngruki yang selalu dituju.BNPT punya data lengkap, kenapa tidak diantisipasi saja," sambungnya.

Sementara itu, menurut Peneliti Gerakan Islam Indonesia, Edy Sudarjat, lulusan pesantren di Ngruki kebanyakan melakukan jihad sesuai ajaran Islam di Afganistan dan negara-negara Timur Tengah lainnya, jadi salah besar jika beberapa kalangan selalu menyudutkan bahwa mereka adalah benih teroris.

"Sudah pernah ada penelitian ke ke sana dan tidak ajaran yang menyesatkan. Ada yang pulang dari Afganistan dan mereka berjualan sepatu, baju dan buka warung, jadi tidak semua lulusan Ngruki seperti itu," paparnya.

Menurutnya, Pemerintah dan aparat perlu berkaca diri, mencari tahu penyebab adanya gerakan radikal yang diselipi anarkisme tersebut. Ngruki, tuturnya, tak bisa terus menjadi kam kambinghitam dalam masalah terorisme.

"Jika ada yang lulusan dari Ngruki keluar dan menjadi teroris, bukan berarti di Ngruki mereka belajar menjadi teroris. Jika di luar ada lulusan yang berbuat jahat, itu bukan lagi tanggungjawab Ngruki," pungkasnya.

Seperti yang diketahui, saat peristiwa teror di Solo terjadi, dua pelakunya Farhan dan Muchsin dikabarkan adalah santri dari Ngruki. Sejak saat itu, keduanya lalu dihubung-hubungkan dengan Jamaah Anshorut Tauhid (JAT) besutan Abu Bakar Baasyir. Dua pelaku itu kini telah tewas dalam aksi baku tembak dengan Detasemen Khusus 88 Antiteror di Jalan Veteran Solo, Jumat (31/8) lalu. (flo/jpnn)

Sumber: http://www.jpnn.com/read/2012/09/08/139107/Pesantren-Ngruki-Bukan-Pencetak-Teroris-

Related Posts