BeritaNasional

Positif Corona Masih Melonjak, Berdamai dengan Corona Dinilai Belum Saatnya

Indonesia kini memasuki masa transisi menuju new normal atau tatanan normal baru di tengah pandemi virus corona. Namun pada 9 Juni, angka kasus positif virus corona di Indonesia melesat 1.043 orang, sehingga total kini 33.076.

Menanggapi hal ini, anggota Komisi IX DPR Fraksi PAN Saleh Partaonan Daulay mengatakan, penambahan itu merupakan tanda peneyabaran virus belum berakhir. Sehingga pemerintah dan masyarakat harus bekerja keras memutus mata rantai penyebaran virus.
“Ini adalah pertanda bahwa penyebaran virus corona belum menunjukkan mereda. Pekerjaan pemerintah dan masyarakat masih banyak. Perlawanan terhadap corona belum bisa dihentikan,” kata Saleh kepada kumparan, Rabu (10/6).
“Maka belum saatnya berdamai dengan corona. Kita sudah mau damai, tapi coronanya belum mau. Karena itu kita harus bekerja keras dan bergotong royong untuk memutus mata rantai penyebarannya,” lanjutnya.
Saleh mengatakan, pemerintah harus melakukan evaluasi terhadap seluruh kebijakan yang menyangkut penanganan COVID-19, termasuk kebijakan new normal dan pelonggaran PSBB. Menurutnya, pemerintah harus mempelajari secara lebih serius hubungan antara kebijakan dan peningkatan jumlah pasien positif.
“Kan banyak yang berasumsi bahwa peningkatan jumlah pasien corona adalah karena kebijakan new normal dan pelonggaran PSBB. Asumsi itu bisa saja benar, tetapi bisa juga salah. Itu yang perlu dipelajari,” tuturnya.
Menurut Saleh, peningkatan jumlah pasien corona tersebut bisa disebabkan oleh dua hal. Pertama, semakin banyak orang yang dites maka semakin banyak jumlah yang positif. Jika ini penyebabnya, maka pemerintah tentu harus semakin aktif melakukan tes dan menyiapkan sarana prasarana untuk pengobatan bagi mereka yang positif.
“Kedua, bisa saja karena kebijakan new normal dan pelonggaran PSBB. Kalau ini benar, pemerintah tentu perlu mengevaluasi kebijakan itu. Jika tidak menguntungkan, bisa saja pemberlakuannya ditunda,” tutupnya.

Related Posts