Profile

Saleh Daulay di Wikipedia

Saleh Partaonan Daulay adalah salah seorang aktivis Angkatan Muda Muhammadiyah. Dia memulai aktivitas organisasinya sejak menjadi mahasiswa di Universitas Sumatera Utara. Dia pernah menduduki dua kali jabatan Ketua Umum Komisariat Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah Fakultas Sastra, yang kemudian mengantarkannya untuk menjadi salah seorang Ketua Cabang Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah Kotamadya Medan.

Setelah menamatkan pendidikan di USU pada tahun 1997, kemudian ia melanjutkan kuliah Pascasarjana di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada tahun 1998. Di sana, ia mengambil Jurusan Sejarah Peradaban Islam. Setahun kemudian (1999), ia juga melanjutkan pendidikan ke Universitas Indonesia. Kali ini, ia mengambil jurusan Filsafat. Dengan demikian, ia harus mengikuti kuliah magister di dua tempat pada waktu yang bersamaan. Selain itu, ia juga masih menyempatkan diri untuk menjadi salah seorang fungsionaris DPP. IMM periode Gunawan Hidayat. Meski tidak seaktif pada waktu di Medan, namun menurut dia, aktivitasnya di IMM kali ini sungguh mengesankan karena harus membagi waktu secara efisien untuk juga mengurus kuliah.

Selama mengikuti perkuliahan, Saleh selalu beruntung karena mendapat beasiswa dari berbagai pihak. Ketika di USU, misalnya, dia menerima beasiswa dari Yayasan Supersemar untuk jangka waktu 3,5 tahun. Di UIN Syarif Hidayatullah, ia menerima beasiswa dari Depag RI. Dan ketika belajar di UI, ia mendapat beasiswa BPPS (beasiswa program pascasarjana) dari Diknas. Selain itu, ia juga pernah tercatat sebagai penerima Beasiswa dari Yayasan Sopo Godang Jakarta.

Pada tahun 2000, sesaat setelah menamatkan pendidikan di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, ia diterima sebagai dosen di IAIN Raden Fatah Palembang. Ia ditempatkan pada Fakultas Adab. Tugasnya adalah untuk mengajar mata kuliah yang berhubungan dengan Filsafat, seperti Filsafat Budaya, Filsafat Sejarah, Filsafat Ilmu, Filsafat Islam, dan juga Filsafat Umum. Selama menyelesaikan pendidikannya di Ciputat, ia juga menyempatkan diri untuk mengajar di Fakultas Taribiyah dan Ilmu Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Mata kuliah yang diajarkannya di sana adalah FIlsafat Islam dan Filsafat Pasca Ibnu Rusyd.Selain itu, ia juga mengajar di berbagai Universitas Swasta di kawasan Jakarta dan sekitarnya.

Pada tahun 2000, ia melanjutkan pendidikannya ke jenjang S-3 di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Oleh karena sudah mulai tertarik dengan persoalan filsafat dan pemikiran, maka ia memilih jurusan Pemikiran Islam. Setelah menyelesaikan seluruh perkuliahan yang diwajibkan pada program itu, ia selanjutnya kembali aktif di Muhammadiyah. Ia kembali ke Menteng (Kantor PP. Muhammadiyah) pada tahun 2002 sebagai salah seorang anggota departemen Luar Negeri. Dua tahun kemudian, dia dipercaya untuk menjabat sebagai wakil sekretaris PP. Pemuda Muhammadiyah.

Pada saat pelaksanaan Muktamar Pemuda Muhammadiyah di Samarinda pada tahun 2006 yang lalu, Saleh Partaonan Daulay adalah salah satu kandidat Ketua Umum yang diunggulkan untuk bersaing dengan Izzul Muslimin. Meski pada saat pemilihan dia kurang beruntung, namun dia tetap terpilih sebagai salah seorang formatur dengan memperoleh suara terbanyak urutan kelima dari 12 orang anggota formatur yang terpilih. Saat ini ia menjabat sebagai Ketua Bidang Kader dan Pengembangan Sumber Daya Insani PP. Pemuda Muhammadiyah periode 2006-2010.

Dalam rangka upaya regenerasi kepemimpinan di tubuh persyarikatan Muhammadiyah, PP. Muhammadiyah hasil muktamar Malang menunjuk Saleh Daulay sebagai Sekretaris Lembaga Hukum dan HAM PP. Muhammadiyah periode 2005-2010. Dengan demikian, Saleh tidak saja aktif di PP. Pemuda Muhammadiyah, tetapi ia juga aktif di PP. Muhammadiyah.

Bulan Mei 2007, Saleh P Daulay terpilih menjadi salah seorang penerima beasiswa Ford Foundation. Beasiswa itu kemudian mengantarkannya untuk menambah pengetahuan di negeri Paman Sam, tepatnya di Colorado State University Amerika Serikat. Di kampus ini, ia memperdalam bidang filsafat yang beberapa tahun belakangan menjadi minat terpenting dalam hidupnya. Namun kali ini, ia berkonsentrasi untuk mendalami [[environmental philosophy dan environmental ethics yang dikolaborasikannya dengan Islamic Philosophy.

Di kampus ini, ia belajar kepada beberapa orang filosof Lingkungan terkenal. Pada semester pertama, misalnya, ia mengambil mata kuliah environmental philosophy dari Prof. Holmes Rolston III yang dijuluki sebagai "the father of environmental philosophy". Prof. Holmes Rolston III adalah ahli filsafat sekaligus filosof kenamaan yang reputasinya diakui oleh dunia. Buku-bukunya tidak hanya dipakai sebagai text book di universitas-universitas terkemuka AS, tetapi juga dipakai di hampir seluruh dataran eropa. Di samping itu, Saleh juga bertemu dengan Prof. Bernard E. Rollin, filosof yang mengkhususkan diri pada pengkajian animal right. Ia juga berkenalan dengan Prof. Philip Cafaro yang juga mendalami filsafat lingkungan, khususnya epistemology in natural world.

Pada mulanya, Saleh P Daulay tidak berminat untuk mendalami bidang filsafat lingkungan. Ia bercita-cita memperdalam filsafat Islam. Namun, setelah mengikuti beberapa perkuliahan yang ada dan beberapa Colloquium serta seminar yang terkait dengan topik itu, ia lalu memutuskan untuk mendalaminya. Ia merasa bahwa topik itu sangat penting dan relatif baru di kalangan dunia akademis di Indonesia. Setelah berada di Colorado State University itulah, menurut pengakuannya, ia merasa benar-benar study. Ia mengatakan, Colorado State University telah memperkenalkannya pada sebuah metode baru dalam mengembangkan ilmu pengetahuan.

Saleh tentu bercita-cita untuk mengembangkan ilmu yang diperolehnya untuk kepentingan bangsa dan negara Indonesia. Di samping akan kembali ke kampus untuk mengajar, kelak ia akan kembali ke Muhammadiyah untuk meniti langkah baru dalam memberikan pengabdiannya. Ia berharap, suatu saat nanti, Indonesia akan bisa maju seperti Amerika Serikat. Ia menambahkan, hanya melalui pendidikanlah bangsa Indonesia bisa merdeka dan bebas. Bebas dari kebodohan, bebas dari rongrongan kapitalisme global, bebas dari keserakahan orang-orang tamak yang mengeksploitasi kekayaan alam Indonesia, dan bebas dari kemiskinan struktural.

Pada Muktamar tahun 2010 di Jakarta, Dr. Saleh P. Daulay, M.Ag. M.Hum, MA terpilih sebagai ketua umum Pimpinan Pusat Pemuda Muhammadiyah periode 2010-2015 menyingkirkan pesaing-pesaingnya, yaitu Gunawan Hidayat, Piet Hizbulloh Khaidir dan Ahmad Rofiq.

Related Posts