BeritaHot IssueNasional

Viral Kasus PDP di RSUD Padang Sidimpuan, Ruang Isolasi Belum Punya Fasilitas Lengkap

Beberapa rumah sakit yang ditunjuk pemerintah untuk menangani wabah virus korona masih memiliki sejumlah permasalahan. Bukan karena pelayanannya yang memuaskan, melainkan karena fasilitas yang kurang memadai. Salah satu rumah sakit yang sampai saat ini belum memiliki fasilitas yang cukup adalah Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Padang Sidimpuan, Sumatera Utara.

Kemarin (3/4/2020), beredar video di media sosial bahwa salah satu pasien di RSUD tersebut mengeluhkan buruknya pelayanan pihak rumah sakit. Seorang pasien berinisial “E” yang ditetapkan pihak rumah sakit sebagai Pasien Dalam Pengawasan (PDP) membuat rekaman di dalam ruang isolasi. Dia mengaku bahwa pihak RSUD Padang Sidimpuan menelantarkannya.

Wahidin, suami pasien mengatakan, pada pertengahan Maret lalu istrinya melakukan perjalanan ke Jakarta. Istrinya yang sedang hamil mengalami gejala demam yang menurut pengakuannya sudah sejak beberapa bulan lalu. “Sebelum ke Jakarta juga sudah begitu, mungkin karena dia sedang hamil kondisi badannya rentan,” katanya saat dikonfirmasi TeropongSenayan, Jumat (3/4/2020).

Pihak keluarga akhirnya memutuskan membawa “E” ke RSUD Padang Sidimpuan pada 26 Maret. Pihak dokter mengatakan, bahwa E harus melakukan isolasi mandiri karena ditemukan gejala di paru-paru. Menurutnya, “E” sendiri hanya mengalami demam, tanpa adanya batuk dan pilek maupun sesak napas.

“Saat melakukan rontgen, ditemukan bahwa pasien  mengidap pneumonia, itu artinya ada infeksi di paru-paru. Akhirnya sesuai anjuran dari pihak RS pasien “E” diperintahkan untuk melakukan isolasi mandiri,” kata salah satu dokter rumah sakit.

Soal kabar yang menyebut pihak RSUD Padang Sidimpuan tidak melakukan penanganan yang baik, pihak rumah sakit membantah. Tim medis yang menangani pasien justru mengaku kesulitan saat menjemput pasien ke rumahnya. Seorang dokter menuturkan bahwa pihak keluarga tidak menginginkan agar “E” dibawa ke rumah sakit. Padahal, pihak RS harus mengisolasi pasien untuk mengantisipasi terjadinya penyebaran virus di lingkungan rumah pasien.

“Ada (kabar) yang diputar balikkan seolah-olah tim-tim tidak ada yang dilakukannya,” ujar dokter rumah sakit.

Karena tidak menginginkan dirawat rumah sakit, pihak keluarga akhirnya menerobos masuk ke rumah sakit dan telah melakukan kontak dengan pasien. Akhirnya pihak rumah sakit terpaksa menetapkan pihak keluarga sebagai ODP.

Karena dinilai tidak ada pelayanan yang baik saat diisolasi, pihak keluarga pun meminta agar pasien dirujuk ke rumah sakit Adam Malik Medan. Namun pihak keluarga mengaku awalnya pihak rumah sakit sempat tidak mengizinkan untuk membawa pasien ke Medan.

Kabar tersebut viral di media sosial hingga masyarakat mengadukan hal ini ke Anggota DPR RI dari dapil Sumatera Utara II, Saleh Partaonan Daulay. Kepada TeropongSenayan, Saleh menuturkan, ia telah berkoordinasi dengan Dirjen Pelayanan Kesehatan Kemenkes RI Bambang Wibowo agar pasien “E” segera dirujuk ke Medan.

“Beberapa laporan anggota DPRD kepada saya mengatakan fasilitas yang ada di sana juga belum mencukupi. Hal itu terbukti saat mereka melakukan kunjungan ke RS Beberapa hari lalu,” kata politikus Partai Amanat Nasional ini menjelaskan.

Akhirnya, pihak RSUD Padang Sidimpuan memutuskan untuk membawa pasien ke rumah sakit rujukan di Medan. Sementara pihak rumah sakit sendiri sampai saat ini mencatat, telah ada 45 orang yang berstatus sebagai ODP akibat kontak langsung dengan pasien.

“Atas permintaan yang bersangkutan, dan juga keluarga, dan demi kenyamanan kota Padang Sidimpuan, serta pertimbangan dari banyak pihak, malam ini yang bersangkutan akan kita rujuk ke rumah sakit Adam Malik kota Medan,” ujar Wakil Direktur RSUD Padang Sidimpuan, Parlindungan Pasaribu saat konferensi pers, kemarin.

 

Sumber: https://www.teropongsenayan.com

Related Posts