Berita

Konvensi Partai Demokrat Dinilai Tidak Strategis

Juli, 12 2013

Jakarta – Mengikuti konvensi Partai Demokrat belum tentu dapat tiket menjadi capres/cawapres. Pasalnya, tidak ada jaminan bahwa Partai Demokrat mampu mengusung sendiri kandidatnya. Apalagi, hasil-hasil survey menunjukkan bahwa elektabilitas Partai Demokrat cenderung menurun. Hampir semua lembaga survey sepakat bahwa perolehan suara Partai Demokrat diperkirakan tidak sampai 20 persen atau 25 persen kursi parlemen.

Demikian pandangan pengamat politik Fisip UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Saleh P. Daulay, dalam perbincangan dengan sayangi.com, Jumat (12/7/2013).

"Andaikata Partai Demokrat hanya bisa meraih dukungan di bawah 10 persen, lalu bagaimana mau mengusung capres/cawapres sendiri? Pada titik itu, Partai Demokrat membutuhkan koalisi dengan partai lain. Lalu, kalau partai lain memiliki pasangan kandidat sendiri, Partai Demokrat akan kesulitan menawarkan kandidat hasil konvensinya. Apalagi kalau suara Partai Demokrat lebih rendah dari suara partai koalisinya", Kata Saleh.

Menurutnya, Kesulitan lain akan terjadi jika kandidat yang memenangkan konvensi ternyata sulit diterima oleh kandidat partai lain yang dipasangkan dengannya. Walau menang dalam konvensi, namun karena tidak pas disandingkan dengan kandidat dari partai lain, pemenang konvensi tetap tidak bisa maju. Pada akhirnya, realitas politik yang sifatnya temporal dan pragmatis akan menentukan jalannya sendiri. Capres/cawapres bukan ditentukan konvensi, tetapi ditentukan oleh kepentingan sesaat masing-masing parpol peserta pemilu.

Agar konvensi menjadi bermakna, lanjut Saleh, Partai Demokrat mesti terlebih dahulu mampu menaikkan elektabilitasnya. Dengan begitu, para capres/cawapres alternatif merasa terpanggil mengikuti konvensi yang digelar. Kalau untuk lolos mengusung calon sendiri saja sulit, bagaimana bisa bertarung dalam pilpres yang akan datang?

"Belakangan ini, banyak capres alternatif yang menyatakan keengganannya mengikuti konvensi. Selain karena tidak mau bertanding dengan pihak keluarga istana, pada prinsipnya mereka juga masih tidak percaya bahwa konvensi itu bisa menjadikan mereka sebagai capres/cawapres. Di lain pihak, mereka juga kemungkinan tidak mau hanya sekedar menjadi mesin pendorong partai Demokrat yang belakangan kurang populer", ujar pengamat yang juga Ketua Umum PP Muhammadiyah itu

sumber : sayangi.com

Related Posts