Berita

Muhammadiyah Sesalkan Polisi Lamban Cegah Pembantaian

Senin, 27 Agustus 2012 11:27 WIB

LENSAINDONESIA.COM: Berkaitan dengan aksi kekerasan yang menelan korban jiwa di Sampang, Pemuda Muhammadiyah (PM) mengeluarkan pernyataan sikap. Menurutnya, aksi kekerasan di dusun Nangkernang, Sampang, Madura merupakan tindakan kriminal yang bertentangan dengan prinsip-prinsip luhur ajaran Islam.

Tindakan anarkis semacam ini tidak saja mengancam kerukunan intra dan antar umat beragama, tetapi juga merusak nama baik Indonesia sebagai negara yang menghormati hak-hak asasi manusia. Apabila tidak diselesaikan dengan cepat, kerusuhan sejenis ini dikhawatirkan dapat merambah ke daerah-daerah lain.

Berkenaan dengan itu, Pimpinan Pusat Pemuda Muhammadiyah menyampaikan pernyataan sikap dengan mengutuk segala bentuk tindakan kekerasan dan anarkisme yang dilakukan oleh sekelompok orang terhadap kelompok Syi’ah di dusun Nangkernang, Sampang, Madura.

Selain itu PM juga menyesalkan lambannya pihak kepolisian dan aparat intelejen dalam mengantisipasi terjadinya tindakan kekerasan dan anarkisme tersebut. Oleh karena kasus ini telah terjadi untuk yang kesekian kalinya, maka peristiwa ini dapat dikategorikan sebagai bentuk kelalaian pihak kepolisian dan aparat intelejen dalam melindungi dan mengayomi masyarakat.

Saat ini PM sedang mendesak pemerintah dan aparat keamanan untuk segera menangkap dan menindak tegas setiap orang yang terlibat dalam aksi kekerasan tersebut. Terjadinya kerusuhan ini adalah bukti konkrit kealpaan negara dalam melindungi segenap rakyat Indonesia.

PM juga menghimbau seluruh elemen masyarakat untuk tidak terpancing dalam melakukan tindakan-tindakan kekerasan atas nama agama serta diminta untuk berpartisipasi aktif dalam menjaga kerukunan dan toleransi intra dan antar umat beragama. Perbedaan penafsiran dan klaim kebenaran agama semestinya diselesaikan secara damai dengan mengedepankan prinsip-prinsip dialog dan penghormatan atas keyakinan orang lain.

Untuk langkah awalnya, PM mengajak seluruh kader Pemuda Muhammadiyah untuk berdiri di barisan terdepan dalam menegakkan kerukunan dan toleransi intra dan antar umat beragama.

Seperti diberitakan sebelumnya, penyerangan dan bentrokan warga Sunni-Syiah kembali terjadi Sampang Madura, Minggu (26/8/2012). Kasus ini menjadi pukulan memalukan bagi keharmonisan kehidupan beragama. ‎Apalagi, kabar terakhir akibat peristiwa ini menyebabkan korban 3 orang meninggal dan 60 luka-luka. @ Dr. Saleh P. Daulay

Related Posts