Wakil Sekretaris Jenderal (Wasekjen) DPP Partai Demokrat Saan Mustopa mengatakan, Demokrat memang memerlukan caleg dari kalangan aktivis karena mereka sudah terbiasa mengartikulasikan kepentingan rakyat dibandingkan dengan kalangan lain. Aktivis, kata Saan, memiliki integritas dan idealisme yang tinggi sehingga ruang untuk menjadi wakil rakyat perlu dibuka lebar.
“Kami memang sudah banyak memiliki aktivis yang menjadi pengurus atau kader. Namun,Demokrat membutuhkan lebih banyak lagi aktivis untuk bergabung.Misalnya dari kampus maupun LSM (lembaga swadaya masyarakat),” kata anggota Komisi III DPR ini di Jakarta kemarin.
Di tempat terpisah, pengamat politik dari UIN Syarif Hidayatullah Saleh Partaonan Daulay mengatakan, bergabungnya para aktivis yang idealis belum tentu dapat mengubah sistem dan pola parpol.
Semua itu bergantung pada karakter si aktivis sendiri. “Intinya, bagaimana supaya kehadiran si aktivis dapat memberi dorongan dan masukan signifikan untuk penguatan kelembagaan parpol yang mulai kehilangan kepercayaan dari publik. Idealisme dan integritas aktivis harus produktif dalam agenda memperbaiki partai,” ujar Saleh. Dia memaparkan, aktivis 1998 saat ini sudah banyak yang duduk di parlemen.
Namun, Saleh belum melihat hasil signifikan atau menonjol dalam agenda pembenahan parlemen maupun parpol. ”Seharusnya partai tidak perlu mengotak- ngotakkan caleg berasal dari kalangan mana,” terangnya. ● robbi khadafi
Sumber: http://www.seputar-indonesia.com/edisicetak/content/view/519068/
