Berita

Penutupan Negosiasi Kuota Haji, Disayangkan Hanya Pakai Surat Presiden

Juni, 24 2013

Jakarta- Ditutupnya proses negosiasi soal kuota haji Indonesia, sangat disayangkan. Menurut Ketua Umum PP Pemuda Muhammadiyah, Dr Saleh P Daulay, pemerintah Indonesia sangat percaya pada keampuhan surat Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).

’’Untuk lobi penting seperti urusan dispensasi pemotongan kuota haji, tak cukup hanya surat presiden kepada raja Arab Saudi. Bila presiden langsung menemui Raja Abdullah, mungkin ada dispensasi,’’ kata Saleh menjawab Suara Merdeka, kemarin.

Menurut dia, walaupun tidak akan mendapat kuota utuh 211 ribu orang, namun dengan pendekatan khusus, pemerintah bisa mendapatkan keringanan, sehingga pemotongannya tidak sampai 20 persen. "Bisa saja kita dipotongnya hanya 10 persen, dan jumlah tersebut sudah sangat menolong kita.

Mengingat sudah demikian lamanya daftar tunggu para calon haji kita," kata Saleh. Sementara itu Menteri Agama Suryadharma Ali tetap memutuskan untuk berangkat ke Arab Saudi pada Minggu (23/6). Menurut Kapuspinmas Kemenag, Zubaidi, misi rombongan Menteri Agama ke Saudi adalah menyampaikan langsung surat Presiden Susilo Bambang Yudhoyono kepada Raja Abdullah, serta membicarakan dampak pengurangan kuota. ’’Walaupun negosiasi soal kuota sudah final, namun kita kan menderita kerugian sangat besar. Misi Menteri Agama ke Saudi untuk membahas dampak dari pemotongan kuota yang sangat merugikan ini, sampai ratusan Miliar," kata Zubaidi, kemarin.

Tambahan Kuota Zubaidi menambahkan bahwa selain membahas kerugian, Menag juga berupaya agar pada 2014 mendatang, Indonesia mendapatkan tambahan kuota, sebagai kompensasi atas pengurangan kuota tahun 2013 ini. Menurut dia, pada intinya Kemenag memiliki tiga opsi, yakni pertama meminta agar visa untuk calon jemaah haji nonkuota yang biasanya dialokasikan oleh Pemerintah Saudi, bisa dimasukkan ke dalam kuota.

Kedua, meminta kompensasi atas potensi kerugian Pemerintah Indonesia akibat adanya kebijakan pemotongan ini yang mencapai Rp 800 miliar. Serta, opsi ketiga yakni meminta agar kuota Haji Indonesia pada 2014 ditambah 20 persen dari kuota dasar yang ditetapkan sebesar 211.000 calon jamaah.

Dengan demikian masalah antrean yang demikian panjang dialami calon haji Indonesia, bisa sedikit teratasi. Dihubungi terpisah Direktur Nasional Lingkar Madani (Lima), Ray Rangkuti mengatakan, dikuranginya kuota Indonesia dengan alasan keamanan-karena perluasan Masjidil Haram belum selesai- adalah suatu yang sangat menyulitkan bagi calon haji yang nantinya menjadi korban pemotongan kuota itu. Terlebih lagi mereka yang sudah mengabarkan keberangkatannya pada tahun ini secara luas kepada sanak kerabat, namun ternyata akhirnya tidak jadi berangkat.

sumber : suaramerdeka.com

Related Posts