Berita

Spirit Idul Adha Penting untuk Tingkatkan Solidaritas Sosial

Jum'at, 2 November 2012

Hari ini, sekitar 2,5 juta jemaah haji berkumpul melaksanakan puncak ibadah haji dengan melaksanakan wukuf di Padang Arafah, Mekah. Setelah itu, umat Islam di seluruh dunia pun merayakan Hari Raya Idul Adha, besok.

Bukan sekadar ritual tahunan, ibadah haji dan Idul Adha yang meneladani semangat pengorbanan Nabi Ibrahim dan putranya, Nabi Ismail, dinilai sangat tepat diterapkan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

Rektor UIN Syarief Hidayatullah Jakarta Komaruddin Hidayat mengatakan inti pesan peristiwa bersejarah Idul Adha ialah seorang pemimpin hendaknya jangan sampai tergoda memuja dan mencintai dunia, terutama anak dan keluarganya.

Komaruddin menambahkan, seorang pemimpin jangan sampai mengalahkan cintanya kepada Allah dengan mengorbankan rakyat. "Sejarah mencatat, banyak negara rusak gara-gara para elite lebih mementingkan keluarga dengan mengorbankan hak-hak rakyat," tandas Komaruddin.

Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siroj melihat Idul Adha sebagai simbol solidaritas, momentum bangsa Indonesia khususnya umat Islam untuk berbagi dengan sesama. Alquran secara tegas menyebutkan perintah kepada manusia yang memiliki kemampuan lebih untuk berkurban berupa unta, kambing, atau sapi, lalu dibagikan kepada kelompok masyarakat yang kemampuan ekonominya belum terangkat.

Dengan semua gambaran di atas, lanjut Said, Indonesia sebagai sebuah bangsa dan umat Islam di dalamnya sebagai rakyat harus bisa memaknai Idul Adha untuk saling berbagi. Mereka yang memiliki kemampuan lebih memiliki kewajiban untuk berbagi dengan sesama melalui kurban, yang secara angka kecil, tapi dapat menyejahterakan.

Ketua Umum PP Pemuda Muhammadiyah Saleh Daulay menyatakan Idul Adha adalah hari raya besar Islam yang memiliki makna yang sangat penting. Makna penting itu dapat ditelusuri dari sejarah keteladanan Nabi Ibrahim AS ketika dengan rida mengorbankan putra tercintanya, Nabi Ismail, untuk memenuhi perintah Allah.

"Pengorbanan seperti itulah yang semestinya dijadikan teladan oleh umat Islam di masa kini. Pengorbanan atas dasar iman dapat dilakukan dalam berbagai lapangan kehidupan. Berkorban untuk mengembangkan pendidikan, lembaga kesehatan, ekonomi umat, dan lain-lain adalah bentuk implementasi dari ajaran Nabi Ibrahim," ujar Saleh.

Dengan ibadah kurban, umat Islam dituntut melepaskan ego pribadi dalam rangka membantu dan memberdayakan orang-orang yang kurang mampu.

Pada titik itu, Daulay menegaskan, inti pelaksanaan ibadah kurban ialah meningkatkan kepekaan sosial sekaligus meningkatkan kesadaran spiritual yang bersifat transendental. Secara horizontal, ibadah kurban dapat meningkatkan rasa kasih sayang dan kohesivitas sosial di tengah masyarakat. Adapun secara vertikal, ibadah kurban diyakini mampu meningkatkan kedekatan diri kepada Allah.(Bay/X-9)

Sumber:http://m.mediaindonesia.com/index.php/read/2012/10/25/358206/293/14/Spirit_Idul_Adha_Penting_untuk_Tingkatkan_Solidaritas_Sosial_

Related Posts